Mendidik Butuh Inspirasi
Inspirasi Tarbawi adalah nama program kita ini. Sering kali kita mencari sesuatu yang dapat membangkitkan semangat dari dalam diri agar bisa kreatif dan inovatif dalam menuntaskan berbagai kegiatan, inilah yang disebut mencari Inspirasi. Adapun Tarbawi adalah kata yang dinisbatkan kepada Tarbiyyah, yang berarti Pendidikan.
Seorang desain grafis butuh inspirasi untuk menghadirkan tampilan indah promosi produk. Seorang jurnalistik butuh inspirasi untuk menghadirkan karya yang menarik. Seorang programmer juga butuh inspirasi untuk merancang aplikasi yang keren, dan sangat bermanfaat. Sungguh seorang pendidik jauh lebih butuh inspirasi dalam mendidik generasi ini untuk menghadirkan desaign dan tampilan indah peradaban masa depan. Karena hasil perjuangan pendidikan saat ini adalah potret peradaban manusia mendatang. Dan model peradaban manusia saat ini adalah hasil pendidikan masa lalu.
Islam memberikan tuntunan yang indah bagi umat ini untuk berilmu dulu sebelum beribadah dan berdakwah. Ungkapan Imam Bukhari yang terkenal dalam Shahihnya saat beliau membuat judul salah satu bab di Kitab Ilmu,
بَاب: الْعِلْمُ قَبْلَ الْقَوْلِ وَالْعَمَلِ.
لِقَوْلِ اللَّهِ تَعَالَى: ﴿فَاعْلَمْ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ﴾ /محمد: ١٩/. فَبَدَأَ بِالْعِلْمِ
Bab Berilmu Sebelum Berkata dan Beramal
Berdasarkan Firman Allah Ta’ala “Maka Ilmui-lah ! Sesungguhnya Tidak ada yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah (Q.S. Muhammad, 19. Allah Ta’ala telah memulai (perintah-Nya) dengan ilmu dulu. (Shahih Bukhari, jilid 1 hal. 37)
Sungguh, pekerjaan seorang guru dalam mendidik adalah semulia-mulia amal dan dakwah kepada Allah Ta’ala. Maka setiap calon guru dan pendidik wajib berilmu dulu sebelum berjuang dalam dunia pendidikan.
Namun, ketika sesorang sudah memiliki bekal ilmu dan sudah mengajar juga tidak boleh untuk berhenti menuntut ilmu. Seorang guru harus selalu mencari ilmu dan inspirasi agar ilmunya terus meningkat dan istiqomah dalam amal mulia ini. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَٰكِنْ كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ تَدْرُسُونَ
“Hendaklah kamu menjadi orang-orang Rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al-Kitab dan disebabkan kamu tetap (selalu) mempelajarinya.” (Q.S. ‘Ali Imran, 79)
Perhatikan ayat yang mulia ini, Allah Ta’ala memerintahkan untuk menjadi manusia-manusia Rabbani, di mana mereka terus mengajar dan selalu belajar. Maka seorang pendidik mesti selalu belajar hingga akhir hayatnya. Tidak boleh mencukupkan diri hanya dengan modal ilmu yang sudah didapatkan semasa belajar sebelum menjadi guru dulu.
Seorang guru dan orang tua mesti selalu meningkatkan kapasitasnya dalam mendidik, sebagaimana anak dan murid kian tumbuh besar dan makin butuh mempelajari ilmu yang lebih tinggi lagi. Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhu menjelaskan makna Rabbani itu,
الرَّبَّانِيُّ الَّذِي يُرَبِّي النَّاسَ بِصِغَارِ الْعِلْمِ قَبْلَ كِبَارِهِ
Ar-Rabbaniy adalah orang yang mendidik manusia dengan ilmu yang kecil-kecil sebelum ilmu yang besar-besar. (Ibid)
Maka seorang guru dan orang tua mestilah mempelajari ilmu-ilmu dasar dan terus belajar hingga mendapatkan ilmu-ilmu yang besar supaya terus bisa mendidik anak dan murid. Inilah makna Rabbani itu.
Seorang guru dan orang tua mesti selalu belajar mencari Inspirasi agar kreatif dan inovatif dalam metode mendidik. Seiring perkembangan zaman dan banyaknya tantangan, banyak pula hal yang harus dipelajari agar ilmu dan pendidikan itu bisa utuh didapatkan oleh generasi ini. Guru dan orang tua harus terus menggali inspirasi agar bisa memanfaatkan berbagai sarana untuk mendidik dengan tetap selalu menjaga prinsip dasar ‘Aqidah dan ilmu yang tidak boleh berubah. Semuanya butuh ilmu.
Penulis: Firdaus Basyir As-Subayanjiy
Artikel: markizonline.com